Dulu
kami selalu bertanya, mengapa ada muslim yang cinta damai, yang toleran
dengan pemeluk agama lain, dan dipihak lain terdapat muslim yang
radikal, yang memusuhi non muslim dan memerangi para kafir (Israel, AS,
dan agamanya), padahal kedua pihak itu menggunakan dasar yang sama
yaitu Quran. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, marilah kita menelaah
Quran berdasar sha’ne nozool (konteks) dalam penurunan ayat2 tersebut, agar kita dapat mengerti apa sebenarnya perintah yang dimaksudkan dalam Quran.
Sebelum
Muhammad mengenal monotheisme, terdapat beberapa orang yang telah
menentang budaya berhala yang ada di Mekah, dan berdakwah tentang
tauhid atau monotheisme. Salah satunya adalah, Zayd bin Amr. Ia adalah
seorang penyembah berhala kemudian murtad menjadi seorang Hanif (Agama
Ibrahim). Zayd dengan keras menentang polytheisme, karenanya ia
kemudian diasingkan oleh orang2 Mekah. Selama masa pengasingan ini, ia
sering bertemu Muhammad didekat Gua Hira. Zayd belajar agama hingga ke
Syria. Dikemudian hari Muhammad bercerita tentang Zaid ini; “Aku telah melihat dia di surga menggambar baju2nya.”
Perkataan ini membuktikan bahwa Muhammad begitu terkesan terhadap
ajaran monotheisme yang diajarkan oleh Zaid tersebut. (Ibn Sa'd, vol.i,
p.185)
Tidak
banyak hal yang dapat kita ketahui mengenai apa agama awal Muhammad,
namun dari beberapa hadis dan biografinya, kita memperoleh informasi
bahwa kemungkinan pada mulanya Muhammad adalah seorang kafir penyembah
berhala. Ibnu Ishaq menulis bahwa Muhammad biasa bertapa seorang diri
di gua Hira setiap tahun selama sebulan untuk melakukan 'tahnanuth' yang merupakan ibadah berhala. Menurut masyarakat Quraish, 'tahnanuth' berarti pengabdian agamawi (Ibn Ishaq, Sirat, p.105).
‘Kami diberitahu bahwa Rasul Allah pernah menyinggung hal tentang
al-‘Uzza dan katanya, “Aku telah mempersembahkan domba putih kepada
al-‘Uzza, ketika aku masih menjadi pengikut agama masyarakatku.”
(Hisham ibn al-Kalbi, Kitab al-Asnam, p.17)
Bukhari
juga mencatat bahwa Muhammad muda memakan daging yang dipersembahkan
pada berhala Mekah, hal yang dilarang dalam kepercayaan monotheisme
seperti Yahudi dan Hanif. (Sahih Bukhari, 67:407, 58:169). Hal ini menunjukkan pada mulanya Muhammad adalah penyembah berhala (kafir), namun karena bimbingan dari orang2 seperti Waraqah, Khadijah, dan Zaid bin Amr, akhirnya Muhammad menjadi seorang monotheisme.
13
tahun Muhammad berdakwah mengenai monotheisme di Mekah, menyampaikan
berita bahwa dirinya adalah seorang rasul, namun kurang dari 80 orang
yang menerimanya dan percaya padanya (bandingkan dengan Lia Eden, dalam 5 tahun pengikutnya lebih dari 50 orang).
Dalam dakwahnya, ia selalu mengatakan bahwa barangsiapa yang tidak taat
pada Allah dan dirinya adalah kafir. Hal itu membuat jengkel masyarakat
Mekah, karena dengan begitu Muhammad mengejek agama dan dewa2 mereka.
Akibatnya masyarakat Mekah tidak mau berhubungan dengan dia dan
pengikutnya. Dalam sejarah yang ditulis para Muslim sendiri, tidak ada
bukti penindasan terhadap Muhammad. Kaum2 tua Quraish yang muak dengan
hinaan2 Muhammad melaporkan hal itu kepada paman Muhammad, Abu Talib
dan berkata,
“Keponakanmu
ini telah mengucapkan kata2 hinaan terhadap dewa2 dan agama kami, dan
telah mengatakan kami bodoh, dan mengatakan semua kakek moyang kami
sesat. Sekarang, kau yang berada
di pihak kami silakan balas dia; (karena kau pun mengalami hinaan yang
sama), atau jangan lindungi dia agar kami yang membalasnya.” (Sir
William Muir, Life of Muhammad, Vol. 2, chap. 5,. p. 162.)
Ini
bukan ucapan orang2 yang suka menindas. Ini adalah sebuah permintaan
dan peringatan agar Muhammad berhenti menghina dewa2 mereka. Bandingkan
dengan tindakan kaum Muslim modern ketika nabi mereka digambarkan di
beberapa kartun. Muslim2 ini mengamuk dan di tempat2 seperti Nigeria
dan Turki, mereka membunuh hampir 100 orang yang tidak bersalah atas
pembuatan kartun2 itu. Tapi masyarakat Quraish bertoleransi atas
hinaan2 terhadap dewa2 mereka selama tiga belas tahun.
Ibnu
Ishaq berkata, "Seperti yang disampaikan kepadaku, bahwa Abu Jahal bin
Hisyam berjumpa dengan Rasulullah, kemudian ia berkata kepada beliau, 'Hai Muhammad, engkau harus berhenti mencela tuhan2 kami! Jika tidak, maka kami akan mencela tuhan yang engkau sembah.' (Ibnu Hisyam, Sirah NA, Vol 1, p 318)
Berdasarkan peristiwa tersebut, maka Allah menurunkan ayat berikut:
'Dan
janganlah kalian memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain
Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas
tanpa pengetahuan '. (QS 6:108).
Siapakah yang pertama kali mencela dan melecehkan agama orang lain?
Karena
ditinggal Muhammad berdakwah, dan sibuk mengurus sepuluh anak tanpa
bantuan dari suami, akhirnya Khadijah (istri pertama Muhammad) tidak
sempat mengurus bisnisnya, hartanyapun habis guna mencukupi kebutuhan
Muhammad dan para pengikutnya, sehingga setelah dia meninggal dunia,
keluarganya menjadi miskin. Setelah Khadijah meninggal, pendukung lain
Muhammad yakni pamannya Abu Talib juga meninggal. Karena kehilangan dua
pendukung setianya dan tidak dipedulikan masyarakat Mekah, maka
Muhammad mengambil keputusan untuk hijrah ke Medina. Apalagi Muhammad telah melakukan perjanjian dengan tujuh puluh lima (73 pria dan 2 wanita) Ansar (penduduk kota Medina) yang disebut sebagai sumpah kedua Aqaba.
Masyarakat
Arab Medina lebih dapat menerima Muhammad, bukan hanya karena
ajarannya, tapi karena mereka bersaing dengan masyarakat Yahudi.
Masyarakat Medina menganggap Muhammad adalah sang penyelamat yang akan
membalaskan kecemburuan mereka terhadap masyarakat Yahudi. Di daerah Medina
banyak terdapat masyarakat Yahudi. Sesuai dengan agama mereka,
masyarakat Yahudi merasa mereka sebagai “bangsa pilihan.” Mereka pun
lebih kaya dan terpelajar dibandingkan masyarakat Arab, sehingga ini
menimbulkan kecemburuan sosial dalam diri masyarakat Arab Medina.
Sebagian besar tanah Medina dimiliki orang2 Yahudi (Ibn Ishaq, Sirat Rasul Allah; 197).
Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui. (QS 16:41).
Orang2 Mekah yang hijrah ke Medina tidak punya mata pencarian. Jadi bagaimana Muhammad memenuhi janjinya untuk memberikan “tempat yang bagus”
pada mereka yang meninggalkan rumah mereka karena perintahnya? Mereka
menjadi miskin dan tergantung pada belas kasihan orang2 Medina untuk
bertahan hidup. Beberapa dari mereka bekerja sebagai kuli untuk jangka
waktu singkat dan setelah itu tidak punya pekerjaan lagi. Akibat
kemiskinan dan kelaparan, para pengikut Muhammad mulai berbisik-bisik
tidak puas. Beberapa malah meninggalkannya. Muhammad nyaris kehilangan
wibawanya. Reaksi Muhammad adalah mengeluarkan ayat ancaman baru:
Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong (mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling (murtad), tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorang pun di antara mereka pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong, (QS 4:89)
Dalam
ayat ini, Muhammad mengatakan pada pengikutnya untuk membunuh Muslim2
lain yang meninggalkannya dan berniat kembali ke Mekah. (Jalal al-Din
al-Suyuti menulis: “sekelompok orang dari Mekah masuk Islam dan
beriman; sebagai akibatnya, para sahabat di Medinah menulis surat
kepada mereka dan meminta mereka untuk melakukan hijrah sesuai perintah
Muhammad; karena jika mereka tidak mau, maka mereka dianggap sebagai
musuh Muslim. Mereka setuju dan meninggalkan Mekah tapi kemudian segera
dilarang orang2 kafir (Quraish) yang adalah saudara mereka sendiri;
mereka dipaksa murtad, tapi tidak mau.” [Jalal al-Din al-Suyuti "al-Durr al-Manthoor Fi al- Tafsir al-Ma-athoor," vol.2, p178;]
Meskipun
telah mengeluarkan ayat2 panik penuh ancaman bagi mereka yang berniat
meninggalkannya, Muhammad tetap saja harus menemukan jalan untuk
menafkahi pengikut2nya. Apa yang dilakukan Muhammad untuk menghidupi
pengikutnya? Mari kita lihat hadis dibawah:
Hadis Sahih Bukhari, Vol. IV, bab 88:
Dikisahkan oleh Ibn ‘Umar bahwa sang Nabi berkata,”Mata pencaharianku ada di bawah bayangan tombakku, (1) dan dia yang tidak menaati perintahku akan dihinakan dengan membayar Jizya.”
Catatan: (1) “Di bawah bayangan tombakku” berarti “dari jarahan perang”.
Hadis Sahih Muslim 4:1058
Rasulullah mengatakan, "Saya memiliki LIMA hal yang TIDAK DIBERIKAN KEPADA SIAPAPUN SEBELUM SAYA. Saya diberikan kemenangan lewat KETAKUTAN (yang diinspirasi oleh saya) ...: dan BARANG JARAHAN dibuat halal bagi saya, dan tidak dihalalkan bagi siapa saja sebelum saya ...")
(Ibn Ishaq Sirat Rasul Allah; 326)
Allah
mengatakan, “Tidak ada nabi sebelum Muhammad yang mengambil barang
jarahan dari musuhnya, maupun mengambil sandera untuk uang tebusan.”
Muhammad mengatakan, “Saya diberikan kejayaan lewat TEROR.
Bumi diberikan bagi saya untuk dibersihkan... Jarahan dibuat sah bagi
saya ... Kelima hak istimewa ini tidak diberikan kepada nabi lain
sebelum saya.”
Itulah Muhammad, sang Rasul Allah. Jika selama ini anda bertanya apakah pekerjaan Muhammad, inilah jawabannya. Muhammad menafkahi dirinya dengan cara merampok, uang tebusan dari sandera dan memungut pajak jizya. Benar kata pepatah, kemiskinan dekat dengan kekhufuran.
Patut diperhatikan bahwa Hadis Bukhari bab 88 diatas telah dihilangkan
dalam versi Internet Sahih Bukhari. Hadis yang sukar dipercaya ini
hanya dapat ditemukan di terjemahan cetak asli “The Translation of Sahi
Bukhari” oleh Dr. Muhammad Muhsin Khan. [Ref:
The Translation of the Meanings of Sahih Al-Bukhari, Arabic-English,
Vol.IV (page 104) by Dr. Muhammad Muhsin Khan, Islamic
University—Al-Medina Al-Munauwara].
Ya,
Muhammad memerintahkan pengikutnya untuk merampok kafilah2 pedagang
Mekah. Dia meyakinkan mereka bahwa masyarakat Mekah telah mengusir
mereka ke luar dari rumah mereka, karena itu sudah jadi hak mereka
untuk merampok orang2 Mekah tersebut;
Telah
diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena
sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar
Maha Kuasa menolong mereka itu. yaitu) orang-orang yang telah diusir
dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena
mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". (QS 22:39-40)

Di
Medina, pendatang Muslim dari Mekah hanya beberapa orang saja. Agar
lebih berhasil dalam usaha penyerangannya, Muhammad butuh bantuan dari
Muslim baru asal Medina, yang disebutnya sebagai ‘Ansar’ (pembantu). Akan tetapi, orang2 Medina
tidak memeluk Islam untuk merampok kafilah dan berperang. Percaya pada
Allah adalah satu hal, sedangkan menyerang, menjarah, dan membunuh
orang merupakan hal yang lain sama sekali. Sebelum Muhammad datang,
orang2 Arab tidak mengenal agama perang. Bahkan saat jaman
modern sekalipun, terdapat para Muslim yang percaya pada Allah tapi
tidak mau berperang dan membunuh bagi agamanya. Untuk membujuk pengikut seperti ini, Muhammad membuat Allah mengeluarkan perintah ini:
Diwajibkan atas kamu berperang,
padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui. (QS 2:216)
Tak
lama kemudian, usaha sang Nabi mulai berbuah. Terdorong keserakahan
ingin mendapat harta jarahan dan janji2 hadiah surgawi, maka Muslim
Medina bergabung melakukan perampokan dan penjarahan. Setelah tentara
Muhammad bertambah banyak dan ambisinya semakin membengkak, dia pun
mendongkrak posisinya dengan tidak hanya memerintahkan pengikutnya
berperang baginya “di jalan Allah” tapi juga harus membayar biaya
perang sekalian.
Dan
belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS
2:195)
Perhatikan bagaimana Muhammad menghubungkan “perbuatan baik”
dengan menjarah, meneror, dan membunuh. Dengan memutarbalikkan
moralitas seperti inilah maka Muslim dapat mengesampingkan nurani
mereka dan menganut etika terbalik dalam memperlakukan non-Muslim, yang
harus terus dimanfaatkan demi keuntungan Muslim. Apapun keadaan yang
menguntungkan Muslim dianggap baik.
(Ibn Ishaq, Sirat Rasul Allah; 304)
Saya
memotong kepala Abu Jahl dan membawanya kepada Rasulullah. “O Nabi
Allah, inilah kepala dari orang yang memusuhi Allah”. Muhammad
mengatakan, "TERPUJILAH ALLAH."
Muhammad
membuat pengikutnya percaya bahwa melakukan perang baginya dan
melakukan tindakan terorisme dalam Islam merupakan perbuatan yang
menyenangkan Allah. Muhammad menyebut “PERAMPOKAN dan PENJARAHAN”, dengan istilah “PEPERANGAN”. Hal ini dilakukan agar dirinya nampak sebagai KORBAN,
pihak yang teraniaya, atau pihak yang dikhianati dari orang2 yang
dirampokinya, dengan demikian Muhammad memiliki alasan pembenaran untuk
melakukan perampokan tersebut. Bahkan Muhammad menjanjikan kemakmuran
bagi mereka yang mau bergabung dalam bisnis perampokannya.
ALLAH MENJANJIKAN KEPADA KAMU HARTA RAMPASAN YANG BANYAK YANG DAPAT KAMU AMBIL, maka
disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu dan Dia menahan tangan
manusia dari (membinasakan) mu (agar kamu mensyukuri-Nya) dan agar hal
itu menjadi bukti bagi orang-orang mukmin dan agar Dia menunjuki kamu
kepada JALAN YANG LURUS. (QS 48:20)
Dan
sekarang keberuntungan Muhammad telah berubah. Dengan kekayaan dari
hasil berpuluh2 kali perampokan, ia berhasil membentuk ribuan pasukan.
Kini dia bukan lagi seorang pendakwah lemah yang diabaikan seperti
sewaktu di Mekah, tapi kini dia adalah pemimpin sebuah “NEGARA”,
yang memerintah dengan kekuasaan absolut atas para pengikutnya. Dengan
perubahan nasib ini, seluruh pesan Muhammad juga berubah. Ia yang dulu begitu alim di Mekah, menjadi begitu lalim di Medinah.
Di
bawah ini adalah perbandingan antara beberapa ayat2 awal yang dia tulis
di Mekah ketika masih lemah dan beberapa yang ditulis di Medinah
setelah menjadi berkuasa.
Ayat Awal di Mekah dan Medinah | Ayat di Medinah setelah berkuasa |
2:256 Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam) | 9:123
Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di
sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu |
29:46
Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara
yang paling baik, kecuali dengan orang-orang lalim di antara mereka,
dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang
diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri | 9:29
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula)
kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah
diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah),
(yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai
mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. |
109:6 Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku | 3:85
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi. |
5:82
Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persabahatannya dengan
orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya
kami ini orang Nasrani | 3:28
Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi teman
atau penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa
berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali
karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka.
Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya
kepada Allah kembali (mu). |
10:99
Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka
bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya
mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya? | 2:193 Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah |
50:45 Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka | 9:14
Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan
(perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan
menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang
beriman |
73:10 Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. | 8:12
Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir,
maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka |
2:62
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang
Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang
benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh,
mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. | 9:30
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putra Allah" dan orang Nasrani
berkata: "Al Masih itu putra Allah". Demikian itulah ucapan mereka
dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang
terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling |
43:88,89
Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman".
Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan katakanlah: "Salam
(selamat tinggal)." Kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang
buruk) | 47:4
Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka
pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan
mereka maka tawanlah mereka. |
Ayat
diatas hanyalah sebagian dari ayat2 yang bertentangan dalam Quran.
Dikotomi (pemikiran bercabang) ini dijelaskan oleh beberapa ulama
Muslim.
Dr. M. Khan, penerjemah Sahih Bukhari dan Quran ke dalam bahasa Inggris menulis:Jadi
pada awalnya 'pertempuran' dilarang, kemudian diijinkan, dan setelah
itu dibuat 'wajib'. (Pengenalan untuk Terjemahan Inggris dari Sahih
Bukhari, halaman xxiv).
Dr.
Sobhy as-Saleh, seorang akademik jaman ini, tidak melihat dalam QS
2:256 dan QS 9:73 sebagai kasus penggantian tapi sebagai kasus
penundaan atau penangguhan perintah untuk melawan para kafir. Untuk
mendukung pandangannya dia mengutip Imam Suyuti, Penulis Itqan Fi'Ulum
al-Quran yang menulis:
Perintah untuk melawan para kafir DITUNDA HINGGA PARA MUSLIM MENJADI KUAT, tapi dikala mereka lemah mereka diperintahkan untuk bertahan dan bersabar. [ Sobhy as_Saleh, Mabaheth Fi 'Ulum al- Qur'an, Dar al-'Ilm Lel-Malayeen, Beirut , 1983, p. 269.]
Dan Nahas menulis:
Para ulama berbeda pendapat mengenai QS 2:256 (Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)) Ada yang bilang: "Itu telah digantikan (dibatalkan)
karena sang nabi memaksa orang Arab untuk memeluk Islam dan melawan
mereka dan tidak menerima alternatif lain kecuali menyerah pada Islam.
Ayat tersebut telah digantikan oleh QS 9:73 "Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka." Muhammad
meminta ijin Allah untuk melawan mereka dan dikabulkan. Ulama lain
berkata QS 2:256 tidak digantikan, tapi mendapat penerapan khusus. Ayat
ini muncul karena mengenai "Ahlul Kitab" (Yahudi dan kristen); mereka
tidak dapat dipaksa untuk memeluk islam jika mereka membayar pajak
Jizia (Pajak untuk nonmuslim dibawah undang2 muslim). Hanya pemuja
berhala saja yang dipaksa untuk memeluk agama Islam dan pada merekalah
QS 9:73 diterapkan. Ini pendapat dari Ibnu Abbas yang merupakan
pendapat terbaik karena dari kesahihan otoritasnya [
al-Nahas, An-Nasikh wal-Mansukh, p.80. See also Ibn Hazm al-Andalusi,
An-nasikh wal-Mansukh, Dar al-Kotob al-'Elmeyah, birute, 1986, p.42.]
Dikotomi diatas menjelaskan, mengapa orang2 seperti Cak Nur dan Abu Bakar Baasir, dapat berbeda dalam menafsirkan Quran. Muslim
menjadi orang yang baik karena mereka masih mengedepankan hati nurani
mereka sebagai manusia daripada mengikuti ajaran2 picik agamanya. Sedangkan
Islam Radikal menyatakan Islam apa adanya, Islam yang sesungguhnya,
tanpa sensor hati nurani! Karena mereka tau, bahwa ayat2 damai dalam
Quran telah DIBATALKAN dengan ayat baru yang lebih tegas!
Obsesi
Muhammad untuk menundukkan orang2 agar mau mengakuinya luar biasa
besarnya, hingga dia menjanjikan para pemerkosa dan perampok sebuah
tempat di surga jika mereka menerimanya. Sementara bagi mereka yang
tidak menerimanya dan mengakui kerasulannya akan dia bakar di dunia dan
neraka andai meskipun mereka hidup soleh di dunia ini.
Nabi
berkata, "Jibril berkata padaku, 'Siapapun di antara para pengikutmu
yang mati tanpa menyembah tuhan lain selain Allah, akan masuk surga
(atau tidak akan masuk neraka).' Nabi bertanya, 'Bahkan jika dia telah
melakukan pemerkosaan atau pencurian'? Jawabnya, 'Ya, bahkan
merekapun.'" (Hadis Bukhari 54:445 )
Ini bahkan dipastikan oleh Quran:
(QS
4:48) "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh
ia telah berbuat dosa yang besar."
Dan bagi mereka yang mau menerima Muhammad dan Allahnya, akan diberikan tempat disurga:
Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan, mereka
bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka;
dan Tuhan mereka memelihara mereka dari azab neraka. (Dikatakan kepada
mereka): "Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang
telah kamu kerjakan", mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. (QS 52:17-20)
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya…(QS 56:35-37)
Bagaimana bisa orang yang berpikiran normal menerima omong kosong ini?
Perampok dan pemerkosa dijanjikan surga yang penuh kenikmatan seks dan birahi asal menerima Muhammad dan Allahnya!
Tidakkah
kita melihat keganjilan disini? Lihatlah apa yang dikatakan seorang
wanita Yahudi kepada Muhammad setelah ia ketahuan meletakkan racun di
makanan rasulullah tersebut!
“Kami ingin tahu jika kau ini PEMBOHONG dan
kalau kau memang pembohong, kami akan menyingkirkanmu, dan jika kau
memang adalah seorang nabi, maka racun itu tidak akan mempan pada
dirimu.” (Hadis Bukhari 53:394)
Dan ucapan wanita Yahudi itupun terbukti. Racun itu membunuh Muhammad secara perlahan. Selama 3 tahun sang nabi bertarung dengan racun tersebut.
Rasul
Allah hidup sampai tiga tahun setelah itu sampai racun itu menyebabkan
rasa sakit sehingga ia wafat. Selama sakitnya dia biasa berkata, “Aku
tidak pernah berhenti mengamati akibat dari daging (beracun) yang
kumakan di Khaibar dan aku menderita beberapa kali (dari akibat racun
itu) tapi sekarang kurasa tiba saatnya batang nadiku terputus.” (Ibn Sa'd, "Kitab al-Tabaqat al-Kabir" hal 252)
Sang nabi pun wafat karena kutukan yang ia buat sendiri:
Seandainya
dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami,
Niscaya benar-benar kami pegang dia pada tangan kanannya, Kemudian
benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. Maka sekali-kali tidak
ada seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu. (QS 69:44-47)
Bagaimana mungkin bahwa orang2 tidak berhenti sejenak untuk berpikir tentang semua ini?
Kenapa kita tidak bertanya pada diri sendiri pertanyaan sederhana ini, seperti:
KENAPA ALLAH SANGAT INGIN DIRINYA DIKETAHUI DAN DIPUJA?
Kenapa
dia tidak menampakkan dirinya pada setiap orang seperti dia menampakkan
dirinya pada si nabi? Kenapa dia bermain petak umpet dan kemudian
menghukum dan membunuh mereka yang gagal menemukannya, dengan meminjam
tangan Muhammad dan pengikutnya.
Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman. (QS 9:14)
Dimanakah
kuasa Allah yang maha kejam tersebut? Bukankah adalah hal yang mudah
bagi Allah untuk menyiksa dan membunuh orang2 kafir dengan mengirimkan
bencana kepada mereka. Mengapa harus Muhammad dan pengikutnyalah yang
melakukannya?
Ini adalah pertanyaan sederhana tapi penting, setiap muslim harus bertanya pada dirinya sendiri.
Kita bukanlah kambing! Kita adalah manusia yang diberi otak dan hati nurani!
Tergantung apakah akan kita gunakan atau tidak!
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
0 komentar :
Posting Komentar