sebelum baca bagian 5, anda harus baca bagian sebelumnya
Riwayat nabi Muhammad sesunguhnya:(Bag. 4): ISRA MIRAJ SEBUAH PERJALANAN KE SURGA
silahkan klik link dibawah ini
klik disini
Yathrib, atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Al Madina, atau kota besar nabi, terletak sekitar dua ratus lima puluh miles di utara Mekah, dimana merupakan jalur kuno dari karavan para pedagang Arab, penghubungan antara Syria dan Mekah.
Kondisi Mekah
dan Yathrib amatlah berbeda. Mekah adalah wilayah yang tandus dengan
sedikit sumber air, sehingga tidak dimungkinkan adanya pertanian besar.
Tidak ada sumber apapun di Mekah untuk mempertahankan hidup, orang2
Mekah sebagian besar menggantungkan penghidupan mereka dari pemasukan
orang2 yang melakukan jiarah haji, dengan menyediakan kebutuhan2
peziarah tersebut. Sebagian lagi orang Mekah bekerja sebagai pedagang
dengan melakukan perdagangan dari Syria, Yemen, Persia, dan juga Mesir.
Kehidupan para pedagang ini biasanya lebih sejahtera daripada mereka
yang hanya menyandarkan kehidupannya pada orang yang berhaji.
Berbeda dengan
Mekah, Yathrib adalah tempat yang nyaman untuk ditinggali. Disana
terdapat sumber persediaan air yang sangat besar, dan terdapat lembah
yang luas yang dibudidayakan sebagai areal pertanian. Sebagian besar
penduduk Yathrib hidup dari hasil pertanian, dan peternakan.. Terdapat
tiga suku Yahudi yang menonjol yang hidup di kawasan Yathrib ini, yaitu
Bani Qainuqa, Bani Nadir dan Bani Qurayzah.
Sesuai dengan
agama mereka, masyarakat Yahudi merasa mereka sebagai “bangsa pilihan.”
Mereka pun lebih kaya dan terpelajar dibandingkan masyarakat Arab,
sehingga ini menimpulkan kecemburuan sosial dalam diri masyarakat Arab.
Sebagian besar tanah Medinah dimiliki orang2 Yahudi. Suku bangsa Yahudi
mempunyai sekolah, di mana rabbi memberi pengajaran tentang Taurat dan
Kitab2 Yahudi lainnya. Sebagian besar suku Yahudi ini bisa membaca dan
menulis.
Kota Medinah
adalah kota Yahudi. Kitab al-Aghani mencatat penduduk Yahudi pertama di
Medinah datang di jaman Musa. Akan tetapi dalam buku abad ke 10
berjudul Futuh al-Buldan (Penaklukan Kota2), Al Baladhuri menulis bahwa
menurut masyarakat Yahudi, perpindahan penduduk Yahudi kedua terjadi di
tahun 587 SM, ketika Raja Babilon bernama Nebuchadnezzar menghancurkan
Yerusalem dan mengusir kaum Yahudi sehingga tersebar di mana2. Di
Medinah, kaum Yahudi hidup sebagai pedagang, ahli emas, ahli besi, ahli
seni, petani, sedangkan kaum Arab adalah kuli dan pekerja yang bekerja
bagi kaum Yahudi. Kaum Arab ini datang ke Medinah sekitar tahun 450
atau 451 M dan ini berarti paling sedikit 1000 tahun SETELAH kaum
Yahudi datang dan hidup di Medinah. Kaum Arab pindah ke Medinah karena
terjadi banjir besar di Yemen yang memaksa suku2 Arab di daerah Sab
mengungsi ke daerah lain di Arabia. Suku2 ini datang di Medinah di abad
ke 5 sebagai pengungsi.
Sedangkan suku
bangsa pendatang yang mendiami Medinah adalah suku bangsa Aus dan
Khazraj. Suku2 tersebut adalah suku Arab pribumi yang mempraktekkan
penyembahan berhala di Kabah yang populer disaat itu. Ketika masa haji
tiba, mereka mengirim serombongan jamaah dalam jumlah besar setiap
tahunnya untuk berziarah ke Kabah, tempat suci berhala di Mekah.
Aus dan Khazraj
adalah suku bangsa yang miskin. Mereka sering meminjam uang dari
tetangga Yahudi mereka, karena perkebunan dan peternakan mereka tidak
sebanding dengan kemajuan perkebunan dan peternakan Yahudi. Oleh karena
keunggulan dan kemakmuran ekonomi mereka, bangsa Yahudi bukanlah bangsa
yang disukai oleh suku penyembah berhala tersebut. Karena alasan yang
sama, Muhammad, setelah hidup diantara suku pribumi Medinah ini,
nantinya mengembangkan kebencian dan permusuhan terhadap suku bangsa
Yahudi. Tingkat kebenciannya kepada bangsa Yahudi diuraikan secara
jelas didalam Quran. Setelah kaum Arab Medinah ini memeluk Islam,
mereka mengusir dan membantai tuan rumah Yahudi mereka dan mengambil
alih kota.
Dijaman
tersebut terdapat peperangan antara suku bangsa Aus dengan suku bangsa
Khazraj, mengenai masalah perlindungan terhadap orang2 Badui yang
berkunjung ke Medinah. Suku Yahudi berdiri ditengah2 kedua suku yang
berperang tersebut.
Jauh di Mekah,
Muhammad yang mulai tak tenang dengan perlakuan orang2 Quraish Mekah,
mencoba mencari jalan keluar untuk permasalahannya tersebut. Ia mulai
sadar bahwa upaya untuk meyakinkan para penyembah berhala agar menerima
agamanya hanyalah sia2 belaka.. Kegagalan di Taif mengingatkan dia
bagaimana sulitnya untuk memasuki suatu kota besar, dan mencari bantuan
dikota tersebut, apalagi meyebarkan agamanya.
Oleh karenanya
ia memutuskan untuk menghentikan misi dakwah agamanya kepada orang2
asli Mekah yang telah mengenal siapa dia dan sepak terjangnya. Sebagai
gantinya ia kini memfokuskan untuk melanjut misi dakwahnya kepada para
pengembara dan orang2 asing yang mengunjungi Mekah, baik mereka yang
datang untuk keperluan ziarah haji ataupun yang datang untuk berdagang.
Setelah melalui banyak pemikiran, ia menyimpulkan bahwa ia memerlukan
suatu tempat dimana para penduduknya akan menerima dia sebagai seorang
tamu yang dihormati dan menganugerahkan padanya perlakuan khusus dan
yang akan mengijinkan dia untuk menyebarkan imannya tanpa penghalang.
Abyssinia, di dalam konteks ini, tak memungkinkan lagi, sebab negara
itu didominasi oleh Kristen. Ia berharap ada sebuah tempat berbeda,
oleh karena ia berpikir keras untuk menemukan tempat itu.
Di sekitar
tahun 620 an, Muhammad bertemu dengan beberapa peziarah haji dari
Medinah oleh kaerenanya ia tak membuang kesempatan untuk menyampaikan
misi dakwahnya kepada para pribumi Medinah tersebut. Kelompok ini
terdiri dari tujuh atau delapan orang dari suku bangsa Khazraj, mereka
rupanya terkesan dengan apa yang telah Muhammad ceritakan mengenai
Keesaan Tuhan dan kesia-siaan penyembahan berhala. Muhammad juga
mengatakan kepada orang2 tersebut bahwa ia adalah mesias (penyelamat)
yang sama yang dinubuatkan oleh bangsa2 Yahudi. Mendengar bujuk rayu
Muhammad tersebut, mereka mulai mempertimbangkan Muhammad sebagai
penengah untuk masalah2 mereka. Sebagian dari mereka ada juga yang
telah bertobat dan mengakui keesaan Tuhan. Mereka kemudian kembali ke
Medinah, menyelidiki dan berdebat mengenai berbagai kemungkinan.
Di tahun
berikutnya, beberapa dari antara orang Kharzaj ini kembali melakukan
haji di Mekah. Saat perjalanan Muhammad menjumpai mereka di suatu
lembah diantara pegunungan dan membacakan kepada mereka sebagian dari
ayat2nya agar mereka percaya akan Tuhan. Sebagian orang2 yang memang
telah menjadi muslim ini menyatakan ikrarnya untuk bertobat dan
mengakui kerasullan Muhammad. Setelah berhasil meyakinkan mereka,
Muhammad mengusulkan dirinya untuk menemani kelompok tersebut pulang ke
Medinah dan meminta perlindungan kepada mereka. Namun orang2 tersebut
mengatakan agar Muhammad menunda kedatangannya karena suku Kharzaj
tersebut masih dalam kondisi perang dengan suku bangsa Aus. Muhammad
akhirnya memutuskan untuk menunda kedatangannya, dan ia juga memutuskan
untuk mengirim muridnya, yang bernama Musab Ibn Omar, ia adalah salah
satu murid Muhammad yang paling terpelajar. Musab ditugasi untuk
memperkuat iman para muslim yang masih baru tersebut, sekaligus juga
untuk menyebarkan Islam kepada masyarakat Yathrib, yang mana kebanyakan
dari mereka adalah penyembah berhala, Yahudi, dan Nasronia. Musab
diperintahkan untuk menyiapkan tempat bagi kedatangan Muhammad di
Yathrib nantinya Akhirnya dengan cara ini benih2 Islam mulai tumbuh
diwilayah Yathrib tersebut.
Musab Ibn Omar
sering menghadapi ancaman dalam hidupnya, namun ia tetap bertahan
dimisinya tersebut. Ketahanannya membuahkan hasil, dengan bantuan dari
muslim Medinah yang berhaji di Mekah dulu, ia akhirnya berhasil
menyampaikan islam kepada orang2 berpengaruh di Yathrib.Diantara mereka
adalah Saad Ibn Maad, pemimpin suku Aus, dan Osaid Ibn Hedheir, seorang
laki2 yang amat berpengaruh di Yathrib.
Selama periode
waktu ini, beberapa muslim Mekah, diperintahkan Muhammad untuk menyusul
Musab di Yathrib, sekaligus membantu dia untuk melakukan propaganda
Islam yang lebih luas lagi diwilayah tersebut. Upaya islamisasi pribumi
Medinah ini membuahkan hasil, dalam jangka waktu sekitar dua tahun
pencapaian mereka lebih berhasil daripada islamisasi yang dilakukan
Muhammad di Mekah dalam kurun waktu 13 tahun.
Keberhasilan di
Medinah ini kemudian meyakinkan para muslim untuk memberikan tempat
perlindungan bagi Muhammad di kota tersebut. Oleh karenanya dimusim
haji 622, Musab Ibn Omar memimpin kelompok haji dari Madinah ini, untuk
melakukan ritual di Mekah, sekaligus untuk mengundang Muhammad untuk
tinggal di tempat kediaman mereka.
Untuk menjaga
kerahasiaan ini, utusan dari Yathrib mengatur suatu pertemuan ditengah
malam dengan bantuan paman Muhammad al-Abbas. Mereka akhirnya berjumpa
dengan Muhammad di atas bukit Aqaba, dimana mereka berjanji untuk
mendukung Muhammad atas migrasinya ke kota besar mereka tersebut. Ikrar
ini dikenal sebagai ikrar Aqaba atau " ikrar wanita-wanita" sebab
melibatkan suatu janji kesetiaan, tetapi tidak ada kewajiban untuk
berjuang ataupun berperang.
Setelah
mengakhiri persetujuan tersebut di atas, para utusan menempatkan tangan
mereka di atas tangan Muhammad dan bersumpah untuk mentaati dirinya.
Muhammad kemudian memilih duabelas orang dari antara mereka dan
menunjuk mereka sebagai rasulnya (Muhammad mencontoh apa yang dilakukan
Yesus). Muhammad memerintahkan sebagian dari para pengikutnya untuk
hijrah ke Medinah lebih dahulu, kaum2 imigran ini disebut dengan kaum
Mujahidin. Sedangkan kaum Medinah asli disebut sebagai kaum Ansar atau
penolong.
Setelah
kembalinya orang2 Medinah ketanah mereka dan segera setelah waktu habis
bulan haji, para penyembah berhala kembali melakukan permusuhan
terhadap apa yang dilakukan Muhammad (Ingat jika musim haji adalah
musim damai). Merasakan krisis yang ada dan tekanan2 dari para
penyembah berhala di Mekah, Muhammad akhirnya memikirkan untuk segera
melakukan migrasi ke tanah Yathrib, seperti apa yang telah ia
rencanakan sebelumnya.
Muhammad
sendiri tetap tinggal di Mekah. Lalu di suatu malam, dia mengaku Allâh
memberitahunya bahwa musuh2nya berusaha untuk mencelakainya. Dia lalu
meminta kawan setianya Abu Bakr untuk menemaninya diam2 pergi ke
Medinah. Ayat berikut mengisahkan kejadian tersebut:
QS 8:30
Dan
(ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya
terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau
mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu
daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.
Dalam
ayat Qur’an ini, tampaknya Allâh menduga2 apa yang akan direncanakan
orang2 Mekah. Bukankah ini jelas hasil dari kecurigaan Muhammad saja?
Muhammad hidup diantara masyarakat Mekah selama 13 tahun, mengganggu
mereka dan menghina agama mereka, sama seperti yang dilakukan Muslim
saat ini terhadap agama2 lain, tapi mereka tetap saja bersikap
toleransi terhadap Muhammad. Selain dari tuduhan Muhammad sendiri,
tidak ada catatan sejarah yang membuktikan mereka ingin mencelakai
dirinya.
Di malam
Muhammad ditemani Abu Bakr melarikan diri ke Medinah adalah awal dari
sejarah Islam. Di Medinah, dia menemukan orang2 Arab yang tidak
semakmur orang2 Mekah. Tidak seperti orang2 Mekah, orang2 Medinah tidak
tahu tentang latar belakang dan perilaku Muhammad. Karena itu, mereka
lebih terbuka menerima ajarannya.
Muhammad
bukanlah orang Arab pertama yang mengaku sebagai nabi. Beberapa orang
lain dari bagian Arab lain telah mengaku diri nabi dan mereka adalah
saingannya. Yang paling terkenal adalah Musailama yang telah mulai
khotbah beberapa tahun sebelum Muhammad mengaku nabi. Tapi tidak
seperti Muhammad, Musailama berhasil diterima di kota dan masyarakatnya
sendiri. Hal yang menarik lainnya adalah seorang wanita bernama Sijah
juga mengaku sebagai nabi dan diapun punya banyak pengikut. Kedua nabi
ini mengajarkan monotheisme. Hal ini merupakan bukti meyakinkan bahwa
sebelum masa Islam mendominasi Arabia, wanita2 lebih dihormati dan
punya lebih banyak hak daripada jaman setelah Islam. Tidak ada satupun
dari nabi2 yang memakai kekerasan untuk mengembangkan agama mereka atau
merampok orang lain. Mereka tidak mau menaklukkan daerah2 baru atau
mendirikan kerajaan, tapi sesuai dengan tradisi nabi dalam Alkitab,
mereka hanya ingin berkhotbah dan mengajak umatnya menyembah Tuhan.
Muhammad adalah satu2nya nabi doyan perang di Arabia. Nabi2 yang lain
juga tidak bermusuhan satu sama lain. Mereka bekerja sama dan tidak
berseteru untuk mendapatkan pengaruh lebih banyak.
Setelah
hidup di Medinah, kaum Arab mulai menjarah dan merampoki orang2 Yahudi.
Kaum Yahudi sebagai balasnya berkata sama seperti yang dikatakan orang2
yang ditindas: jika Juru Selamat mereka datang, maka Dia akan membalas
mereka. Ketika kaum Arab mendengar Muhammad mengaku sebagai Rasul Tuhan
dan mengumumkan dirinya diramalkan oleh Musa, mereka mengira dengan
menerima dia sebagai Rasul dan memeluk Islam, maka mereka dapat
menyamai kaum Yahudi.
Ibn
Ishaq menulis: “Sekarang Allâh telah mempersiapkan jalan bagi Islam
agar mereka (orang2 Arab) hidup berdampingan dengan kaum Yahudi, yang
adalah para ahli kitab dan pengetahuan, ketika mereka dulu adalah
orang2 penyembah banyak dewa dan berhala. Mereka seringkali merampok
kaum Yahudi di daerah2 mereka, dan jika marah kaum Yahudi biasa berkata
pada mereka, ‘Seorang nabi akan segera dikirim. Harinya segera tiba.
Kami akan mengikutnya dan membunuh kalian dengan bantuannya…. Jadi
ketika mereka mendengar pesan nabi, mereka berkata satu sama lain:
‘Inilah nabi yang diperingatkan kaum Yahudi pada kita. Jangan biarkan
mereka menemukannya sebelum kita!” (Sirat Ibn Ishaq, P.197)
Sungguh
ironis bahwasanya agama Yuhudi dan kepercayaan akan datangnya Juru
Selamat ternyata jadi dasar kekuatan Islam. Tanpa hal ini, Muhammad
tidak akan pernah punya pengikut dan Islam akan cepat mati sama seperti
aliran2 sesat lainnya.
Sekali
lagi kami ingin mempertanyakan klaim para pembela islam yang mengatakan
bahwa para Muslim Mekah terancam jiwanya sehingga terpaksa harus hijrah
ke Medina
Tuduhan ini
diulang-ulang terus-menerus oleh sejarawan2 Muslim maupun non-Muslim.
Kemaharan dan sikap permusuhan terhadap Muslim adalah akibat dari
perbuatan Muhammad itu sendiri. Ini jelas tidak sama dengan apa yang
dilakukan Muslim saat ini atau semua penindasan yang dilakukan Muslim
terhadap pengikut2 ajaran non-Islam. Muhammad sendiri, bukan orang2
Mekah, yang menyuruh Muslim meninggalkan rumah mereka. Muhammad bahkan
menjanjikan ini:
QS 16:41
Dan
orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti
Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan
sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka
mengetahui
Orang2 Mekah
yang hijrah ke Medinah tidak punya mata pencarian. Jadi bagaimana
Muhammad memenuhi janjinya untuk memberikan “tempat yang bagus” pada
mereka yang meninggalkan rumah mereka karena perintahnya? Mereka jadi
miskin dan tergantung pada belas kasihan orang2 Medinah untuk bisa
hidup. Muhammad nyaris kehilangan wibawanya. Para pengikutnya mulai
berbisik-bisik tidak puas. Beberapa malah meninggalkannya. Reaksi
Muhammad adalah ayat ancaman baru:
QS 4:89
Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka
janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong (mu), hingga
mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan
dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorang pun di antara mereka pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong,
Apakah
arti ayat di atas yang berisi larangan berteman dan ancaman bunuh yang
menuduh kaum Mekah mengusir Muhammad dan pengikutnya meninggalkan
tempat tinggal mereka? Dalam ayat ini, Muhammad mengatakan pada
pengikutnya untuk membunuh Muslim2 lain yang meninggalkannya dan
berniat kembali ke Mekah. Hal ini persis seperti yang terjadi di tempat
jemaat Pendeta Jim Jones di Guyana, di mana Jim Jones memerintahkan
orang2nya untuk menembaki siapapun yang berusaha melarikan diri. Semua
ini diciptakan untuk mengasingkan jemaatnya sehingga dia bisa
mengendalikan dan mencuci-otak mereka dengan lebih mudah. Jika
seseorang jauh dari keluarga dan teman2nya, dan bergabung dengan sebuah
aliran yang mengelabui pikirannya, maka orang itu akan sukar berpikir
kritis dan sukar mempertanyakan kekuasaan pemimpinnya.
QS 4:97
Sesungguhnya
orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri
sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana
kamu ini". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di
negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas,
sehingga kamu dapat berhijrah dibumi itu". Orang-orang itu tempatnya
neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali,
Masuk akalkah
kiranya manusia yang sudah terancam jiwanya tidak akan mengikuti
instingnya untuk "survive"? Dalam hal ini jika memang benar jiwa para
Muslim terancam dan tertindas, maka tidak perlu ada ayat Quran yang
begitu keras yang menyuruh mereka untuk hijrah? Apalagi ancamanya
neraka bagi mereka yang tidak mau hijrah.
Anda tentu
ingat peristiwa Mei 98? Tidak perlu diperintahkan, semua orang yang
merasa jiwanya terancam akan melakukan segala upaya untuk menyelamatkan
diri. Termasuk melarikan diri dan meninggalkan segala harta benda. Yang
penting selamat dulu, harta bisa dicari kemudian.
Bukankah hal
demikian seharunya terjadi dengan umat Muslim di Mekah jika memang
benar mereka tertindas dan terancam jiwanya? Mengapa mereka enggan
hijrah sampai perlu ayat 4:97 yang mengancam dengan neraka Jahannam?
Apakah jiwa mereka benar-benar terancam ataukah mereka sekedar dipaksa
untuk ikut hijrah karena masalah Muhammad tidak berhasil dalam
perebutan kekuasaan dan pengaruh di Mekah?
QS 8:72
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan
jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat
kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu
satu sama lain lindung melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang
beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban atasmu melindungi mereka,
sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi jika mereka meminta pertolongan
kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan
pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu
dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Kami melihat
ini lebih sekedar perebutan dan penggunaan massa demi kepentingan
pribadi Muhammad? Mengapa orang-orang Muslim "yang teritindas dan
terancam jiwanya" tidak mau hijrah ke Madinah bersama dengan Muhammad
sehingga perlu ayat 4:89 di atas untuk mengancam mereka? Mengapa mereka
"yang sudah tertindas dan terancam" (jika benar) perlu ditindas dan
diancam lagi oleh ayat 4:89 dengan kata-kata "jika mereka berpaling,
tawanlah dan bunuhlah mereka"?
Meskipun telah
mengeluarkan ayat2 panik penuh ancaman bagi mereka yang berniat
meninggalkannya, Muhammad tetap saja harus menemukan jalan untuk
menafkahi pengikut2nya. Dia lalu memerintahkan mereka untuk merampok
kafilah2 pedagang Mekah. Dia meyakinkan mereka bahwa masyarakat Mekah
telah mengusir mereka ke luar dari rumah mereka, karena itu sudah jadi
hak mereka untuk merampok orang2 Mekah tersebut
QS.22:39-40
(39)
Diizinkan berperang bagi orang-orang (Islam) yang diperangi (oleh
golongan penceroboh), kerana sesungguhnya mereka telah dianiaya dan
sesungguhnya Allâh Amat Berkuasa untuk menolong mereka (mencapai
kemenangan). (40) Iaitu mereka yang diusir dari kampung halamannya
dengan tidak berdasarkan sebarang alasan yang benar, (mereka diusir)
semata-mata kerana mereka berkata: Tuhan kami ialah Allâh...
Dia juga mengeluarkan banyak ayat2 Qur’an yang membujuk pengikutnya memerangi non-Muslim.
QS.8:65
Wahai
Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada di
antara kamu dua puluh yang sabar, nescaya mereka dapat menewaskan dua
ratus orang (dari pihak musuh yang kafir itu) dan jika ada di antara
kamu seratus orang, nescaya mereka dapat menewaskan seribu orang dari
golongan yang kafir, disebabkan mereka (yang kafir itu) orang-orang
yang tidak mengerti.
Muhammad
menghalalkan serangan2 ini melalui cara yang kita kenal saat ini
sebagai pihak yang jadi korban, sama persis seperti yang dilakukan
Muslim masa kini. Dia mengaku non-Muslim telah menekan kaum Muslim dan
melakukan perang terhadap mereka. Pada kenyataannya, dia sendiri yang
memulai permusuhan dengan merampoki kafilah2 Mekah. Begitu dia mulai
cukup tentara yang bersedia melakukan perintahnya, Muhammad pun
memerintahkan mereka membunuhi para pedagang Quraish pula.
Kebohongan
Muhammad sudah jelas tampak. Di satu ayat, Muhammad memerintahkan para
pengikutnya hijrah ke Medinah dan mengancam mereka yang tidak ingin
ikut dengan pembunuhan dan neraka. Tapi di ayat2 lain dia menuduh bahwa
Muslimlah yang diusir tanpa sebab dan mereka jadi korban “yang
diperangi.”
Simak kata kiasan Arab berikut: Darabani, wa baka; Sabaqani, wa'shtaka
“Dia memukulku dan mulai menangis; lalu dia datang padaku dan menuduhku
memukulnya!” Kiasan ini dengan tepat menggambarkan modus operandi
(siasat) Muhammad. Para pengikutnya saat ini juga melakukan permainan
kotor serupa.
Siasat
Muhammad ini ternyata sukses sekali. Dia berhasil membuat anak2 laki
berperang melawan ayah2 mereka, mengadu domba saudara kandung lawan
saudara kandung, dan menghancurkan persatuan suku, mencerai-beraikan
masyarakat.
Dengan
menggunakan siasat ini, dia akhirnya dapat menguasai seluruh Arabia.
Jangan mengira bahwa orang2 Arab itu bodoh sehingga mereka mudah
diakali. Bahkan sekarang pun, orang2 Barat yang beralih memeluk Islam
sebenarnya melakukan hal yang sama dengan yang orang2 Arab lakukan pada
sukunya sendiri 1.400 tahun yang lalu. John Walker Lindh
memeluk Islam dan pergi ke Afghanistan untuk berperang bagi Al-Qaida
melawan Amerika. Joseph Cohen adalah Yahudi ortodox yang lalu memeluk
Islam dan sekarang dia berkata membunuh orang2 Israel, termasuk anak2
sekalipun adalah perbuatan halal. Yvonne Ridley, wartawan BBC yang dulu
menyelundup masuk Afghanistan tahun 2001 dan ditangkap Taliban, masuk
Islam setelah dibebaskan. Sekarang dia benci sekali terhadap negaranya
sendiri yang disebutnya “negara ketiga yang paling dibenci di dunia”
(tampaknya setelah Amerika dan Israel). Ridley mendukung bom bunuh diri
dengan menyebutnya “tindakan martir,” dan menjuluki Abu Musab
al-Zarqawi sebagai pahlawan, padahal sudah jelas Zarqawi membunuhi
ribuan orang2 Irak dalam kampanye berdarah di Irak dan jadi otak
pemboman di Yordania yang membunuh 60 orang dan mencederai 115 orang di
sebuah pesta perkawinan. Ridley juga mengatakan bahwa pemimpin teroris
Chechnya bernama Shamil Basayev yang mendalangi penyanderaan penonton
bioskop Moskow dan pembantaian anak2 sekolah di Beslan sebagai “martir
yang pasti masuk surga.” Menumbuhkan rasa benci ternyata berhasil bagi
orang2 Arab dan semua yang sekarang menyebut diri sebagai Muslim.
Beberapa ayah
Qur’an memerintahkan para Muslim menyerang orang2 tak berdosa dan
merampoki mereka, dengan hadiah di dunia baka dan fana.
QS. 48:20
Allah
menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang kamu akan
mengambilnya, Untuk mematikan nurani pengikutnya dari rasa bersalah
karena melakukan perampokan, Muhammad membuat Allâh berkata:
“Nikmatilah apa yang kamu ambil dalam perang, sebagai benda yang halal
lagi baik”
Banyak
kejahatan2 yang dilakukan Muslim selama berabad-abad berasal dari ayat2
ini dan yang serupa lainnya. Amir Tîmûr-i-lang, yang dikenal juga
dengan nama Tamerlane (1336-1405), adalah seorang kejam yang menjadi
Kaisar melalui tindakan2 banditnya. Dalam autobiografinya yang berjudul
Sejarah Perangku melawan India (The History of My Expedition against
India), dia menulis:
Tujuan
utamaku datang ke Hindustan (India) dan melampaui semua kesusahan
adalah untuk mencapai dua hal. Pertama adalah perang melawan kafir,
musuh Islam; dan dengan melakukan perang agama ini aku akan mendapatkan
surga di alam baka. Yang kedua adalah untuk barang2 duniawi; tentara
Islam harus mendapatkan sesuatu dari menjarah kekayaan dan harta kafir:
menjarah dalam perang adalah sama
halalnya dengan air susu ibu mereka bagi Muslim yang berperang bagi
agamanya, dan meminumnya adalah halal dan terhormat..
Bahkan
kalaupun kita beranggapan bahwa ke delapan puluh Muslim yang hijrah
memang dipaksa ke luar oleh orang2 Mekah, bagaimana tindakan ini bisa
mengesahkan perampokan kafilah2 tersebut? Harta benda kafilah2 ini
belum tentu milik orang2 yang dulu mengusir Muslim. Apakah setiap orang
yang berpikir dirinya ditindas di suatu kota lalu boleh2 saja melakukan
tindakan balas dendam terhadap siapa saja penduduk kota itu? Para
Muslim juga menggunakan logika yang sama ketika mereka membom dan
membunuh orang2 tak berdosa. Jika mereka mengira suatu negara tidak
bersikap ramah terhadap mereka, lalu mereka pikir boleh2 saja membalas
dendam dengan cara membunuh siapa saja warga negara itu yang tak
berdosa. Semua yang dilakukan Muslim jaman sekarang yang mengherankan
dunia adalah sama dengan tindakan Muhammad.
Di
bagian 22, ayat 23 dalam Qur’an, Allâh memberi ijin berperang. Ini
adalah ayat yang sama yang ditulis Osama Bin Laden di suratnya kepada
Amerika. Apakah sekarang kita bisa berkata bahwa Islam tidak ada
hubungannya dengan terorisme?
Di Medinah,
pendatang Muslim dari Mekah hanya beberapa orang saja. Agar lebih
berhasil dalam usaha penyerangannya, Muhammad butuh bantuan dari Muslim
baru asal Medinah, yang disebutnya sebagai ‘Ansar’ (pembantu).
Akan
tetapi, orang2 Medinah tidak memeluk Islam untuk merampok kafilah dan
berperang. Percaya pada Allâh adalah satu hal, sedangkan menyerang,
menjarah, dan membunuh orang merupakan hal yang lain sama sekali.
Sebelum Muhammad datang, orang2 Arab tidak mengenal agama perang.
Bahkan saat jaman modern sekalipun, terdapat para Muslim yang percaya
pada Allâh tapi tidak mau berperang dan membunuh bagi agamanya. Untuk
membujuk pengikut seperti ini, Muhammad membuat Allâh mengeluarkan
perintah ini:
QS. 2:216
Diwajibkan
atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu
benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Tak
lama kemudian, usaha sang Nabi mulai berbuah. Terdorong keserakahan
ingin dapat harta jarahan dan janji2 hadiah surgawi, maka Muslim
Medinah bergabung melakukan perampokan dan penjarahan. Setelah tentara
Muhammad bertambah banyak dan ambisinya semakin membengkak, dia pun
mendongkrak posisinya dengan tidak hanya memerintahkan pengikutnya
berperang baginya “di jalan Allâh” tapi juga harus bayar biaya perang
sekalian.
QS. 2:195
Dan
belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Perhatikan
bagaimana Muhammad menghubungkan “perbuatan baik” dengan menjarah,
meneror, dan membunuh. Dengan memutarbalikkan moralitas seperti inilah
maka Muslim dapat mengesampingkan nurani mereka dan menganut etika
terbalik dalam memperlakukan non-Muslim, yang harus terus dimanfaatkan
demi keuntungan Muslim. Apapun keadaan yang menguntungkan Muslim
dianggap baik. Muhammad membuat pengikutnya percaya bahwa melakukan
perang baginya dan melakukan tindakan terorisme dalam Islam merupakan
perbuatan yang menyenangkan Tuhan
Saat
ini, para Muslim yang tidak sanggup berperang, menggantinya dengan
menyumbangkan zakat. Zakat ini tidak untuk membangun rumah sakit,
yayasan yatim piatu, sekolah atau rumah jompo. Sebaliknya, zakat ini
digunakan untuk mengembangkan Islam, untuk membangun mesjid, madrasah,
melatih teroris, dan membiayai jihad. Badan2 sosial Islam membantu kaum
miskin hanya demi tujuan politis semata. Contoh yang tepat bisa dilihat
dari banyaknya jumlah uang yang dibayar Pemerintah Iran kepada
Hezbollah di Lebanon. Sumbangan ini tentunya bukan untuk tujuan sosial.
Kebanyakan masyarakat Iran saat ini hidup dalam kemiskinan. Mereka yang
beruntung bisa kerja, berusaha hidup dengan gaji tak lebih dari $100
per bulan. Mereka sangat butuh sandang, pangan, papan. Kenapa
Pemerintah Iran malah memberi uang negara ke Lebanon dan bukannya
menolong rakyat sendiri? Tujuannya adalah untuk membuat Islam terasa
manis di mulut orang2 Lebanon dan membujuk mereka berperang melawan
Israel.
Jika orang2 tidak cukup menyumbang bagi usaha militernya, Muhammad dengan marah akan menegur mereka:
QS.57:10
Dan
mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah,
padahal Allah-lah yang memusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak
sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang
sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada
orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu.
Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih
baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dengan
cerdik Muhammad menyamakan uang yang dikeluarkan Muslim bagi usaha
militernya sebagai “pinjaman” yang diberikan kepada Tuhan, dan
menjanjikan mereka “bunga illahi” bagi uang mereka:
QS.57:11
Siapakah
yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan
melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan
memperoleh pahala yang banyak,
Dengan
cara ini, dia membuat pengikutnya percaya bahwa Allâh berhutang pada
mereka karena membantu Muhammad dalam perang2 penjajahannya. Dia bahkan
lebih mempermanis perjanjian utang piutang itu dan membuatnya lebih
menggiurkan lagi dengan janji2 seksual surgawi:
QS. 71:12
dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun
dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
Meskipun
Muhammad membuat Allâh mengatakan pada pengikutnya betapa besar upah
Muslim yang menyumbang usaha militernya, tapi dia tidak mau pengikutnya
bangga terhadap sumbangan dan pengorbanan mereka. Berkorban itu adalah
keberuntungan. Pengikutnyalah yang harus berterima kasih padanya karena
diberi kesempatan melayaninya, dan bukan sebaliknya:
QS. 2:262
Orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak
mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut
pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka
memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Setelah
membangkitkan semangat mereka untuk mengobarkan perang dan
memerintahkan mereka untuk menebas leher2 kafir, Muhammad meyakinkan
pengikutnya bahwa “perbuatan2 baik” mereka tidak akan dilupakan.
QS. 47:4
Apabila
kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah
batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka
maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau
menerima tebusan sampai perang berhenti. Demikianlah, apabila Allah
menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak
menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang
yang gugur pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal
mereka.
Dengan kata lain, Allâh dapat membunuh kafir tanpa bantuan Muslim, tapi dia ingin Muslim melakukannya untuk menguji iman mereka.
Dengan
demikian, Muhammad menggambarkan Allâh sebagai gembong mafia, pemimpin
gerombolan rampok, yang ingin menguji kesetiaan orang2nya dengan
menyuruh mereka membunuh. Dalam Islam, iman Muslim akhirnya diuji dari
niat membunuh mereka, kesiapan mereka untuk membunuh demi Allâh. Maka
katanya:
QS. 8:60
Dan
siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi
dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan
itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain
mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa
saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan
cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).
Muhammad
memberi janji2 kosong bahwa mereka yang berperang (yang melakukan
kegiatan berperang atau yang menyumbang uang) melawan kafir dan
menerima dia sebagai Rasul Allâh akan menerima harta selangit banyaknya
di alam baka. Sewaktu menjelaskan hadiah2 ini, dia membualkan kemulukan
luar biasa. Dia berjanji akan ada berbagai barang indah dan kepuasan
seksual tak terbatas di surga, dan memperingatkan bahaya hukuman bagi
mereka yang pedit menyumbang usaha militernya:
QS. 61:10-11
(10)
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (11)
(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan
Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika
kamu mengetahuinya,
QS. 55:53-56
(54)
(Di Surga) Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya
dari sutra. Dan buah-buahan kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat.
(55) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (56) Di
dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan
pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka
(penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh
jin.
QS. 78:32-34
(32)
(yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, (33) dan gadis-gadis remaja yang
sebaya, (34) dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).
Q. 57:7
Berimanlah
kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu
yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang
beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya
memperoleh pahala yang besar.
Ayat2
di atas dan yang serupa dalam Qur’an dengan mudah menjelaskan mengapa
demikian banyak badan Islam yang mengumpulkan zakat ternyata membiayai
kegiatan terorisme. Orang awam akan mengira sumbangan sosial (zakat)
dan kegiatan terorisme adalah dua hal yang bertentangan, tapi Muslim
tidak menganggapnya demikian. Zakat dilakukan untuk menyebarkan Islam
dan mendukung jihad. Bagi orang awam, ini adalah tindakan terorisme;
tapi bagi Muslim, ini adalah perang suci, suatu kewajiban dan tindakan
tersuci dalam pandangan Allâh.
Karena
itu, berperang demi Allâh menjadi kewajiban dalam Islam yang mengikat
semua Muslim. Muhammad membuat Muslim Mekah yang hijrah ke Medinah
untuk melawan masyarakat Mekah mereka sendiri, dan menyebut perbuatan
ini sebagai balas dendam terhadap mereka yang menindas Muslim.
QS. 8:40
Perangi sampai tiada fitnah (perlawanan) lagi dan agama adalah agama Allâh.
Ketika
beberapa pengikutnya ragu2 untuk berperang, dia menegur mereka untuk
taat padanya sambil “mengeluarkan” ayat2 baru dari Allâh yang mengancam
mereka yang tidak taat.
QS. 47:20
orang-orang
yang beriman berkata: "Mengapa tiada diturunkan suatu surat?" Maka
apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di
dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di
dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan
karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka
Dari
ayat2 ini bisa dilihat bahwa Islam itu adalah agama perang. Selama
orang percaya pada Islam dan mengira Qur’an adalah firman Tuhan,
terorisme Islam akan selalu menang. Muslim yang berusaha memperbaharui
Islam, bersikap toleran, dan mengadakan “dialog antar budaya” dengan
mudah diberangus oleh otoritas Qur’an yang memuat begitu banyak ayat2
yang memerintahkan Muslim berperang melawan kafir.
QS. 4:84
Maka
berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan
dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mukmin (untuk
berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir
itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan (Nya).
Ayat2 ini menjamin keberhasilan bagi Muslim:
QS. 4:141 …
Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.
Dan janji2 hadiah illahi:
QS. 9:20
Orang-orang
yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta
benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah;
dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
Keberhasilan perampokan Muhammad ini luar biasa besarnya, sehingga dalam kurun waktu sembilan tahun ia berhasil menjadi Raja Perampok diwilayah Arab tersebut. Membantai siapa saja yang menolak mengakuinya sebagai nabi.
Inikah Rahmat bagi semesta Alam?
0 komentar :
Posting Komentar